Buah pisang ini kaya akan manfaat, Kandungan Nutrisi di dalam ini juga dibutuhkan oleh tubuh. Untuk komoditas tanaman ini sudah banyak di budidaya di masyarakat luas dan juga tidak sulit untuk mendapatkan buah yang satu ini. Tetapi peluang bisnis budidaya pisang juga masih terbuka lebar karena buah ini masih sangat di buru karena kegunaanya yang multi fungsi. Pisang secara tradisional tidak dibudidayakan secara intensif. Hanya sedikit yang dibudidayakan secara intensif dan besar-besaran dalam perkebunan monokultur, seperti ‘Gros Michel’ dan ‘Cavendish’. Jenis-jenis lain biasanya ditanam berkelompok di pekarangan, tepi-tepi lahan tanaman lain, serta tepi sungai.
Berikut akan dijelakan langkah-langkah untuk budidaya pisang untuk menghasilkan buah pisang yang berkualitas baik:
Syarat Tumbuh
Pisang dapat tumbuh di daerah tropis baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian tidak lebih dari 1.600 m di atas permukaan laut (dpl). Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 27oC, dan suhu maksimumnya 38oC, dengan keasaman tanah (pH) 4,5-7,5.
Curah hujan 2000-2500 mm/tahun atau paling tidak 100 mm/bulan. Apabila suatu daerah mempunyai bulan kering berturut-turut melebihi 3 bulan maka tanaman pisang memerlukan tambahan pengairan agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Pembibitan
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya pisang adalah ketersediaan benih bermutu, bibit yang bebas hama dan sehat. Selain itu harus cukup dalam jumlah dan jenis pisang seperti yang diinginkan.
Untuk menyediakan bibit pisang adalah dengan memanfaatkan rumpun pisang sehat. Bibit bisa diperoleh dari tunas, anakan, bonggol dan bit yang diperbanyak secara tradisional maupun kultur jaringan.
Perbanyakan dengan teknologi kultur jaringan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar karena biaya investasi awal yang sangat mahal dan belum mampu memenuhi kebutuhan beragam varietas lokal jumlahnya. Jadi pembibitan hanya dianggap sebagai masih layak.
Perbanyakan dengan anakan
Bibit pisang yang berasal dari pemisahan anakan untuk langsung ditanam di kebun.
- Bahan yang terbaik yang digunakan adalah anakan pedang (41-100 cm tinggi), seperti daun berbentuk pedang dengan ujung runcing. Anakan bambu tunas (20-40 cm) buruk jika ditanam langsung karena rebus masih lunak dan belum kekeringan berdaun begitu mudah. Nimfa dewasa (tinggi> 100 cm) terlalu berat untuk mengangkut dan kurang tahan terhadap tekanan lingkungan karena memiliki daun sempurna.
- Bibit harus ditanam segera setelah dipisahkan, jika tidak biaya akan meningkat serangan hama penggerek dan kematian di kebun. Jika pada saat tanam kekurangan air dalam waktu yang lama, bibit akan layu dan mati,tetapi bonggol yang tertimbun dalam tanah masih mampu untuk tumbuh dan memulai pertumbuhan kembali membentuk bonggol baru diatas bonggol yang lama.
- Untuk menghindari kejadian tersebut, sebelum menanam anakan dipotong 5 cm diatas leher bonggol dan cara menanamnya ditimbun 5 cm dibawah permukaan tanah.
Perbanyakan dari bit anakan/mini bit
- Bahan yang digunakan adalah anakan pisang yang berdiameter 7-12 cm atau tingginya 40-150 cm (anakan pedang sampai anakan dewasa).
Cara membuatnya adalah sebagai berikut :
- Pemisahan anakan dari rumpun dilakukan dengan hati-hati menggunakan linggis / Tembilang mata terbelalak, sehingga kondisinya masih utuh punuk.
- Umbi dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel, lalu potong 1 cm di atas punuk leher. Di titik tumbuh di punuk pusat dan tergores dengan lebar dalam ± 3 cm menggunakan pisau tajam.
- Rendam dalam air hangat dengan suhu ± 55 ° C fungisida yang telah dicampur dengan dosis 2 g / l air selama 15 menit dan kemudian dikeringkan. Untuk menghindari hama pada saat perendaman juga dapat disertai dengan pemberian insektisida yang sesuai dosis yang dianjurkan.
- Untuk merangsang munculnya tunas, umbi-umbian di bibit di bedengan, diatur dalam baris dengan bagian titik tumbuh masih mengarah ke atas, masing-masing tunggul jarak antara 5 cm dan kemudian ditimbun dengan campuran tanah, pasir dan pupuk kandang ± 5 cm . Penimbunan dilakukan selama 3-5 minggu atau sampai tunas tumbuh. Selama penimbunan perlu dijaga lembab oleh air setiap hari secukupnya, terutama ketika tidak ada hujan.
- Ketika tunas telah tumbuh dan memiliki 1-2 daun, umbi dihapus dari tumpukan, kemudian dipotong memanjang ke arah permukaan atas tunggul untuk mendasarkan sebanyak kecambah. Ketika punuk yang terlalu besar dapat dikurangi dengan menipiskan potongan kiri dan kanan tunas.
- Hasil Tunas belahan (bit) disemai dalam polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanam kemudian ditempatkan di bawah naungan / teduh.
- Setelah 1 bulan usia bibit dipindahkan ke tempat terbuka dan siap ditanam ke lapangan ketika biji sudah berusia 2 bulan.
- Pengobatan utama penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dilakukan 2 minggu menggunakan Urea 2 gr / lt air oleh dikocor.
Bonggol Dari Tanaman Yang Sudah Dipanen
- Bonggol diangkat dari tanah dengan hati-hati agar mata tunas tidak rusak. Kemudian dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel.
- Bonggol kemudian dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm menurut jumlah mata tunas. Kemudian direndam dalam air hangat dengan suhu 55°C yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/lt air selama 15 menit kemudian ditiriskan.
- Bibit setelah ditiriskan kemudian ditanam di polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanah dan pupuk kandang 1 : 1. Setelah ditanam, benih diletakkan pada tempat teduh/naungan selama 1 bulan dan pada bulan kedua diletakkan ditempat terbuka.
- Perawatan yang diperlukan adalam penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dapat diberikan melalui pengocoran larutan pupuk urea dengan konsentrasi 2 gr/lt air setiap 2 minggu.
- Bibit ditanam di kebun pada umur 3-4 bulan setelah semai.
Persiapan lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman, kemudian siapkan lubang tanam ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm sekitar 2 minggu – 1 bulan sebelum tanam agar bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan cepat. Tanah lapisan atas dipisah dengan tanah lapisan bawah. Penutupan lubang tanam dilakukan degan memasukkan tanah lapisan bawah terlebih dahulu.
Waktu Tanam
Menanam pisang sebaiknya pada awal musim hujan agar terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan dan masuk musim kemarau buah sudah siap dipanen.
Idealnya untuk mendapatkan produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama menggunakan jarak tanam lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan diantara jarak tanam yang telah ditanam.
Hal ini bertujuan untuk mengatur waktu panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke 5, 9, 13, 17 yang memungkinkan masih adanya panen karena penanaman yang tidak serempak.
Penanaman
Jarak tanam sesuai dengan jenis pisang. Untuk jenis pisang Mas dan Barangan jarak tanam 2 m x 2 m. Jenis pisang Ambon, Cavendish, Raja Sereh, dan Raja Nangka 3 m x 3 m. Jenis pisang Kepok dan Tanduk 3 mmx 3 m atau 3 m x 3,5 m. Pemberian pupuk kandang pada lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum tanam.
Pemupukan
Sebelum penanaman, lobang tanam diberi pupuk kandang 10 kg/lobang, dibiarkan 1-2 minggu. Sedang pupuk anorganik yang diberikan adalah 350 kg Urea + 150 kg SP- 36, dan 150 kg KCL per ha/tahun atau 0,233 kg Urea, 0,10 kg SP-36 dan 0,10 kg KCl per tanaman.
Untuk tanaman yang baru ditanam diberi 3 kali yaitu % saat tanam dan sisanya dibagi dua umur 3 bulan dan umur 6 bulan. Pupuk diletakkan pada alur dangkal berjarak 60-70 cm dari tanaman dan ditutup tanah. Sedangkan untuk tanaman umur 1 tahun atau lebih pupuk diberikan 2 kali yaitu awal musim hujan dan menjelang akhir musim hujan.
Pemangkasan
Pemangkasan daun kering ditujukan untuk pencegahan penularan penyakit, mencegah daun tua tertutup anakan dan melindungi buah dari goresan daun. Saat pengembangan setidaknya ada 6-8 daun sehat untuk pengembangan buah maksimum.
Setelah pemangkasan pemangkasan daun bunga jantan sebaiknya tidak dilakukan lagi. Hiasan dari bekas daun tanaman sakit dikumpulkan dan kemudian dibakar, kemudian mensterilkan alat pemangkasan dengan disinfektan seperti menggunakan bayclean atau alkohol.
Penyiangan
Pengendalian gulma secara mekanis terutama dilakukan pada saat tanaman berumur 1-5 bulan, terutama 3 bulan pertama harus dilakukan secara intensif. Setelah tanaman 5-bulan-tua pengendalian dapat dukurangi karena kanopi tanaman dapat menekan pertumbuhan gulma.
Pada saat ini pengendalian gulma dapat dilakukan dengan herbisida karena tanaman ini cukup tinggi sehingga daun tanaman tidak terkena herbisida. Penyiangan dilakukan dengan selang waktu 2-3 bulan. Pada daerah yang pernah terserang penyakit layu Panama dan penyakit darah, penyiangan dianjurkan untuk menggunakan herbisida dan tidak dianjurkan untuk menggunakan cangkul atau koret untuk mencegah penularan penyakit akibat kontak dengan alat.
Penjarangan Anakan
Penjarangan anakan bertujuan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak tanam dan menjaga agar produksi tidak menurun. Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1 anakan (umur 7 bulan), dan 1 anakan muda (umur 3 bulan), dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Anakan yang dipilih atau disisakan adalah anakan yang terletak pada tempat yang terbuka dan yang terletak diseberangnya.
Perawatan Tandan
Membersihkan daun di sekitar tandan daun terutama daun yang kering. Selain itu membuang buah pisang yang tidak sempurna yang biasanya pada 1-2 sisir terakhir, dan diikuti oleh pemotongan bunga jantan sehingga buah dalam tandan di atas itu dapat tumbuh dengan baik.
Kemudian buah dibungkus/dikerodong dengan kantong plastik ukuran 1 mx 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah dari kerusakan oleh serangga atau gesekan daun. Setelah dibungkus, tandan yang memiliki konsepsi yang sama dapat diberi label (misalnya, dengan tali dengan warna yang sama).
Hal ini untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur dan ukuran buah seragam. Sehingga tanaman tidak runtuh sebelum buah dipanen, dapat di sangga dengan bambu atau dengan mengikat tandan dasar dengan kabel atau tali yang dibuat antara baris tanaman pisang.
Panen
Buah pisang yang akan dipanen disesuaikan dengan tujuannya. Untuk tujuan konsumsi lokal atau keluarga, panen dilakukan setelah buah tua atau bahkan sudah ada yang masak di pohon. Sedangkan untuk ekspor, pisang dipanen tidak terlalu tua (derajat ketuaan 75-85%), tetapi sudah masak fisiologis (kadar patinya sudah maksimum). Pada keadaan ini kualitas buah cukup baik dan mempunyai daya simpan cukup lama.